Model pembelajaran adalah kerangka/bingkai konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells). Sedangkan menurut “Arends dalam Trianto”, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”.
Adapun tujuan penggunaan model pembelajaran untuk membantu peserta didik mengembangkan dirinya memperoleh berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice & Wells).
Guru penting memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan KD, karena. Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu
Untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dapat menggunakan tips memilih model pembelajaran kurikulum 2013 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tips pertama : Memahami prinsip pembelajaran
Prinsi-prinsip pembelajaran dalam kurikulum 2013 meliputi:
1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu,
2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar,
3. Proses pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah,
4. Pembelajaran berbasis kompetensi,
5. Pembelajaran terpadu,
6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi,
7. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif,
8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills,
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat,
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberiketeladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ingmadyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani),
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat,
12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran,
13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik,
14. Suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Tips ke dua : Memahami karakteristik KD/Materi dan Model Pembelajaran
Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh karakteristik Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, sifat dari materi yang akan diajarkan, dan tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu, setiap model pembelajaran mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan peserta didik dengan bimbingan guru. Maka strategi memilih model pembelajaran adalah memahami karakteristik dan sintaks model tersebut dan memahami pernyataan /tuntutan KD dari KI-3 dan KI-4
Baca juga: 14 Persiapan Guru yang Wajib Dilakukan di Awal Tahun
Baca juga: 14 Persiapan Guru yang Wajib Dilakukan di Awal Tahun
Kurikulum 2013 menganjurkan 4 model pembelajaran yang selaras dengan prinsip pembelajaran, dan tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan model pembelajaran lain yang dapat menjadikan peserta didik aktif dan kreatif. Keempat model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning), model pembelajaran ilmiah (scientific). Selain empat model ini khusus untuk SMK dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based Education/Production Based Trainning(PBE/PBT) sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan
Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning), model pembelajaran ilmiah (scientific). Selain empat model ini khusus untuk SMK dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based Education/Production Based Trainning(PBE/PBT) sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan
Tips ke tiga : Perhatikan tuntutan KD pilih model pembelajaran dan ikuti sintaksnya
1. Model penemuan(Discovery learning) tepat digunakan apabila:
a. Tuntutan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah kepencarian atau penemuann atau penyingkapan
b. Tuntutan KD di KI-3 lebih menitik beratkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;
c. Tuntutan KD di KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar
Sintak model Discovery Learning:
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pembuktian (Data processing danVerification),
5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pembuktian (Data processing danVerification),
5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
2. Model penyingkapan (inquiry learning) tepat digunakan apabila:
a. Tuntutan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah kepencarian atau penemuan;
b. Tuntutan KD di K-3 dan KD di KI -4 mengarah ke proses penelitian dan penyelidikan
c. Tuntutan KD di KI-3 lebih menitik beratkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;
d. Tuntutan KD di KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar
Sintak/tahap model inkuiri sebagai berikut:
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi,
5) Analisis proses inkuiri.
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi,
5) Analisis proses inkuiri.
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice &Wells, 2003).
3. Model pembelajaran Problem Based Learning tepat digunakan apabila :
a. Tuntutan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada pemecahan masalah atau hasil karya berbentuk jasa
b. Tuntutan KD di KI-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
c. Tuntutan KD di KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d. Tuntutan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.
Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
1) Mengidentifikasi masalah;
2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi
yang relevan;
3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran
dan mengecek perbedaan pandang;
4) Melakukan tindakan strategis, dan
5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting terdiri atas:
1) Mengidentifikasi masalah;
2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi
yang relevan;
3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran
dan mengecek perbedaan pandang;
4) Melakukan tindakan strategis, dan
5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting terdiri atas:
1) Merumuskan uraian masalah;
2) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
4) Mengevaluasi.
2) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
4) Mengevaluasi.
4. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) tepat digunakan jika :
a. Tuntutan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada pemecahan masalah, pelaksanaan tugas proyek atau karya berbentuk jasa /produk
b. Tuntutan KD di KI-3 pada bentuk prosedur, pengetahuan metakognitif;
c. Tuntutan KD di KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d. Tuntutan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan
pengetahuan konseptual dan prosedural.
Adapun Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) , meliputi:
1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
2) Mendesain perencanaan proyek;
3) Menyusun jadwal (Create a Schedule);
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
2) Mendesain perencanaan proyek;
3) Menyusun jadwal (Create a Schedule);
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project);
5) Menguji hasil (Assess the Outcome),
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
5) Menguji hasil (Assess the Outcome),
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
5. Apabila KD dari KI-3 dan K-4 menuntut Proses pembelajaran yang mengacu pada proses berpikir ilmiah,penguasaan fakta, konsep, prosedur maupun metakognitif maka digunakan Model saintifik dengan langkah sebagai berikut.
Mengamati,merupakan kemampuan awal peserta dalam mengumpulkan informasi dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi masalah, yang kegiatan belajarnya dapat dilakukan dengan menanya,mengamati, dan atau menalar terhadap objek yang dipelajarinya. Mengamati dapat dilakukan melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain melalui observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber lain.
Menanya,bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat merumuskan masalah dan atau merumuskan hipotesis, yang kegiatan belajarnya dapat dilakukan dari mengamati (membaca buku, shop manual), menanya dalam kegiatan diskusi, atau menanya pada diri sendiri maupun langsung pada orang lain (guru, nara sumber, siswa lainnya)dengan bimbingan guru yang mendorong motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira hingga siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, atau suatu proses tertentu.
Mengumpulkan data,bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat menguji rumusan masalah dan atau hipotesis, yang kegiatan belajarnya dapat dilakukan melalui proses menanya (wawancara, menyebarkan kuesioner), mengamati data skunder, melakukan uji coba (eksperimen), observasi lapangan dan lain-lain dalam kaitan mengumpulkan informasi sesuai dengan tuntutan rumusan masalah.
Mengasosiasi,bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat menyimpulkan hasil kajian rumusan masalah dan atauhipotesis, yang kegiatan belajarnya mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya.
Mengomunikasikan,bertujuanmembentuk kemampuan siswa untuk dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian rumusan masalah dan atau hipotesis, yang kegiatan belajarnya mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi.
5. Selain lima model pembelajaran di atas, untuk sekolah kejuruan / SMK dapat digunakan model Production Based Training/Production Based Education (PBT/PBE) untuk mendukung pengembangan Teaching Factory pada mata pelajaran pengembangan produk kreatif. Model Pembelajaran Production Based Training merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi, dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT adalah untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan kerjasama sesuai tuntutan organisasi kerja.
Adapun Sintaks model pembelajaran Production Based Trainning (TBT) meliputi:
1) Merencanakan produk;
2) Melaksanakan proses produksi;
3) Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
4) Mengembangkan rencana pemasaran.
Demikian tips memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan KD/materi masing-masing pelajaran. Kiranya guru dapat memahami dan mengembangkannya sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan seperti yang ditargetkan. Semoga.
0 komentar:
Post a Comment