Istilah HOTS bukan lagi istilah baru bagi kalangan guru karena selalu dikaitkan dengan penilaian misalnya setiap penyusunan soal atau tes guru selalu dianjurkan agar soal yang disusun diarahkan kedalam bentuk soal HOTS.
Hal ini bisa saja dilakukan oleh guru, namun perlu dikritisi apakah selama ini pembelajaran yang dilakukan sudah HOTS, karena tidaklah seimbang jika peserta didik diminta mengerjakan soal bentuk HOTS, namun mereka tidak dibelajarkan atau dibiasakan belajar dengan cara pembelajaran HOTS.
Pertanyaannya apa yang dimaksud pembelajaran HOTS ? dan bagaimana cara yang harus dilakukan guru agar pembelajaran yang dilakukannya memenuhi pembelajaran HOTS.
Baca Juga: Bagaimana Membuat RPP HOTS
Untuk menjawab pertanyaan di atas penulis mencoba menguraikan strategi atau yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi HOTS.
A. Pengertian pembelajaran HOTS
Pembelajaran HOTS adalah pembelajaran yang dirancang dan dilakukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
Sedangkan Keterampilan berfikir tingkat tinggi dapat diartikan sebagai kemampuan peserta didik untuk menghasilkan pengetahuan baru melalui kemampuan menyelesaikan masalah, mempelajari sesuatu yang baru berdasarkan hasil belajar yang dimilikinya (transfer of learning), berpikir kreatif (creative thinking) dan kreatif (creativity).
Selain itu jika ditinjau dari proses kognitif (Revisi Taxonomi Bloom oleh Anderson), maka pembelajaran HOTS adalah pembelajaran yang menggiring peserta didik untuk melakukan dan memiliki kemampuan menganalisis(C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6)
Secara umum penerapan model pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum 2013 seperti penerapan model pembelajaran Problem Based Learning(PBL),Projec Based Learning ( PjBL), Inquiry Learning(IL), Discovery Learning (DL) dan beberapa jenis Coperative Learning (CL) sudah mengarah kepada pembelajaran HOTS, namun perlu ada penekanan khusus sehingga terfokus kepada tuntutan terhadap proses dan hasil belajar yang diharapkan.
B. Tujuan Pembelajaran HOTS
Adapun tujuan/manfaat pembelajaran HOTS adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan Menganalisis
Yang dimaksud dengan kemampuan menganalisis adalah kemampuan yang ditandai:
Kemampuan mengevaluasi terlihat ketika peserta didik telah memiliki:
Kemampuan mencipta dapat terlihat ketika peserta didik mampu mengorganisir hal-hal yang tidak sama menyatu dengan cara atau susunan yang baru, atau menyusun ulang hal yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru , atau memberikan alternatif untuk menyelesaikan /mengerjakan sesuatu.
Strategi Pembelajaran HOTS yang dilakukan:
Peserta didik dikatakan telah memiliki kemampuan penalaran dan logika apabila mampu:
Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan pemecahan masalah, apabila dalam kekiatan pembelajaran mampu:
Peserta didik dikatakan telah memiliki kreativitas dan berfikir kreatif ditandai dengan adaya kemampuan untuk:
Bahan Bacaan :
1. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
2. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
3. Modul Pembelajaran HOTS Tahun 2019
Hal ini bisa saja dilakukan oleh guru, namun perlu dikritisi apakah selama ini pembelajaran yang dilakukan sudah HOTS, karena tidaklah seimbang jika peserta didik diminta mengerjakan soal bentuk HOTS, namun mereka tidak dibelajarkan atau dibiasakan belajar dengan cara pembelajaran HOTS.
Pertanyaannya apa yang dimaksud pembelajaran HOTS ? dan bagaimana cara yang harus dilakukan guru agar pembelajaran yang dilakukannya memenuhi pembelajaran HOTS.
Baca Juga: Bagaimana Membuat RPP HOTS
Untuk menjawab pertanyaan di atas penulis mencoba menguraikan strategi atau yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran menjadi HOTS.
A. Pengertian pembelajaran HOTS
Pembelajaran HOTS adalah pembelajaran yang dirancang dan dilakukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
Sedangkan Keterampilan berfikir tingkat tinggi dapat diartikan sebagai kemampuan peserta didik untuk menghasilkan pengetahuan baru melalui kemampuan menyelesaikan masalah, mempelajari sesuatu yang baru berdasarkan hasil belajar yang dimilikinya (transfer of learning), berpikir kreatif (creative thinking) dan kreatif (creativity).
Selain itu jika ditinjau dari proses kognitif (Revisi Taxonomi Bloom oleh Anderson), maka pembelajaran HOTS adalah pembelajaran yang menggiring peserta didik untuk melakukan dan memiliki kemampuan menganalisis(C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6)
Secara umum penerapan model pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum 2013 seperti penerapan model pembelajaran Problem Based Learning(PBL),Projec Based Learning ( PjBL), Inquiry Learning(IL), Discovery Learning (DL) dan beberapa jenis Coperative Learning (CL) sudah mengarah kepada pembelajaran HOTS, namun perlu ada penekanan khusus sehingga terfokus kepada tuntutan terhadap proses dan hasil belajar yang diharapkan.
B. Tujuan Pembelajaran HOTS
Adapun tujuan/manfaat pembelajaran HOTS adalah sebagai berikut:
- Dapat menstimulasi siswa berpikir tentang sebuah kasus. Misalnya, tugas siswa dalam menjawab pertanyaan tentang cerita yang ditujukan bukan untuk mengingat isi cerita, tetapi pertanyaan yang menstimulasi siswa untuk berpikir tentang cerita tersebut;
- Menuntut siswa untuk mampu memecahkan masalah kontekstual dengan memberikan alasan yang jelas, target yang akan dicapai serta mampu menunjukan bukti pendukung;
- Mengembangkan kreativitas dan inovasi.
- Menyiapkan siswa menghadapi perubahan yang sangat dinamis.
- Melatih siswa untuk menginterpretasi pemecahan masalah kontektual sesuai dengan pemahaman siswa, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan.
1. Kemampuan Menganalisis
Yang dimaksud dengan kemampuan menganalisis adalah kemampuan yang ditandai:
- Mencari informasi.
- Menguraikan informasi tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih rinci.
- Menggali keterkaitan antar bagian tersebut.
- Menyajikan jawaban.
- Mengolah bagian-bagian tersebut dengan cara yang logis, berdasar pada pemikiran tertentu.
- Guru memberikan stimulus seperti pernyataan, masalah, kebijakan, penelitian, percobaan dan hasilnya.
- Guru menanyakan inti bacaan/wacana/teks/stimulus.
- Guru menanyakan kriteria untuk melihat masalah tersebut terkait kualitas, benar/salahnya, ada tidaknya, argumentasi atau kesimpulan yang diberikan.
Kemampuan mengevaluasi terlihat ketika peserta didik telah memiliki:
- Kemampuan memberikan penilaian atau pertimbangan atas sesuatu.
- Membandingkan penilaian dengan kriteria yang ditetapkan.
- Mengevaluasi bukan pilihan yang sifatnya pribadi (subjektif), tetapi didasarkan pada penilaian bernalar, yaitu berdasarkan bukti dan logika yang baik.
- Guru memberikan beberapa bahan dan meminta siswa untuk memberikan penilaian terhadap bahan itu sesuai tujuan pembelajaran.
- Siswa diminta merumuskan kriteria/acuan.
- Siswa dilatih menyimpulkan menggunakan bukti pendukung dari stimulus yang dberikan.
Kemampuan mencipta dapat terlihat ketika peserta didik mampu mengorganisir hal-hal yang tidak sama menyatu dengan cara atau susunan yang baru, atau menyusun ulang hal yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru , atau memberikan alternatif untuk menyelesaikan /mengerjakan sesuatu.
Strategi Pembelajaran HOTS yang dilakukan:
- Guru bisa menberikan tugas ke siswa untuk memecahkan masalah sehingga siswa mencari serangkaian solusi atas masalah, merencanakan serangkaian langkah untuk mencapai tujuan, atau menghasilkan sesuatu yang baru.
- Mensintesa konsep, yang bersumber dari beberapa sumber belajar.
Peserta didik dikatakan telah memiliki kemampuan penalaran dan logika apabila mampu:
- Deduksi: kemampuan menarik kesimpulan dari suatu pokok pikiran bersifat umum disertai kasus-kasus
- Induksi: menarik kesimpulan berdasarkan data-data, kasus-kasus, contoh-contoh khusus, dan bagian-bagian informasi untuk menarik kesimpulan atau menarik suatu pokok pikiran.
- Analogi: kemampuan membaca pola dalam data atau bukti lain.
- Guru meminta siswa untuk menuliskan contoh-contoh sesuai dengan konsep tertentu.
- Guru meminta siswa untuk membuat contoh-contoh sesuatu, lalu membuat generasisasi.
Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan pemecahan masalah, apabila dalam kekiatan pembelajaran mampu:
- Mengidentifikasi masalah.
- Mengidentifikasi ketidakrelevanan.
- Menjelaskan dan mengevaluasi berbagai strategi.
- Membuat model masalah.
- Menentukan penyelesaian masalah.
- Guru memberikan masalah kepada siswa, dan meminta siswa menyelesaikan maslah tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang diberikan.
- (2) Guru melakukan evaluasi terhadap kinerja siswa dan memberikan umpan balik terhadap pekerjaan siswa.
Peserta didik dikatakan telah memiliki kreativitas dan berfikir kreatif ditandai dengan adaya kemampuan untuk:
- Kreativitas: menempatkan sesuatu secara bersama-sama dengan cara-cara yang baru (baik konseptual atau artistik), mengamati hal-hal lain yang mungkin terlewatkan, membangun sesuatu yang baru, menggunakan citra yang tidak biasa atau konvensional untuk membuat hal menjadi menarik, dan sejenisnya.
- Berpikir Kreatif: curah pendapat atau menyusun ide-ide baru, dan kemudian berpikir kritis
- Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan mereka juga menyajikan kepada guru hasil pekerjaan mereka.
- Guru melihat apakah yang telah mereka kerjakan (proyek, esai, puisi, makalah), sejauh mana hasilnya memenuhi persyaratan tugas, dan menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan sebagai umpan balik.
- Performance feedback: difokuskan pada ketepatan kerja, termasuk informasi yang bersifat menilai;
- Motivational feedback: memberikan perbandingan kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya;
- Attributional feedback: mengaitkan antara performa siswa yang satu dengan faktor lainnya dalam sebuah usaha untuk meningkatkan motivasi;
- Strategy feedback: umpan balik yang mengungkapkan kepada siswa bagaimana sebaiknya mereka mengaplikasikan sebuah cara atau strategi dan bagaimana cara tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Bahan Bacaan :
1. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
2. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016
3. Modul Pembelajaran HOTS Tahun 2019
0 komentar:
Post a Comment