MERDEKA BELAJAR |
Memang kalimat ‘ Merdeka
Belajar” enak diungkapkan, sangat mudah diingat, menjadi sebuah slogan yang
mudah meresap dipikiran.
Namun tidak semua yang
dapat memahami makna “merdeka belajar” seolah merdeka belajar bebas tanpa
ikatan , tanpa bingkai, tanpa
rambu-rambu, tanpa regulasi, norma dan
tardisi yang selama ini sudah baik.
Pandangan seperti itu
jelas salah, merdeka yang dimaksud tetap ada bingkai yang tidak bisa ditabrak, merdeka
belajar mengarahkan kepada cara untuk mencapai tujuan belajar, tujuan
pendidikan dengan pola yang berbeda yang selama ini dilakukan tapi tidak sesuai
lagi dengan perkembangan zaman, budaya dan kemajuan teknologi.
Siapa yang merdeka ? semua instansi dalam sistem pendidikan
terutama guru sebagai ujung tombak dalam
pelaksanaan pembelajaran dan
peningkatan mutu.
Seperti pernah diungkapkan oleh Mendikbud dalam pertemuan CEO Forum di Ritz Carlton Hotel Kuningan, Jakarta Selatan tahun yang lalu bahwa kebijakan merdeka belajar diwarnai beberapa alasan.
Seperti pernah diungkapkan oleh Mendikbud dalam pertemuan CEO Forum di Ritz Carlton Hotel Kuningan, Jakarta Selatan tahun yang lalu bahwa kebijakan merdeka belajar diwarnai beberapa alasan.
1. Keberagaman di Indonesia begitu besar sehingga apapun
yang dilakukan untuk menstandardisasi akan ada dampak buruk, daerah di Indonesia sangat banyak maka tidak
bisa satu cara yang dilakukan untuk
seluruhnya.
2. Sistemnya
dalam pembelajaran yang selama ini sifatnya
administratif tidak ada kelonggaran.
Selama ini sekolah fokus mengejar silabus sampai tuntas sehingga banyak nak-anak yang tertinggal,”maka diperlukan perubahan.
Selama ini sekolah fokus mengejar silabus sampai tuntas sehingga banyak nak-anak yang tertinggal,”maka diperlukan perubahan.
Perubahan yang dimaksud adalah konsep merdeka belajar, dan yang merdeka bukan hanya peserta didik, guru akan tetapi semua
instansi dalam sistem pendidikan
3. Sekolah yang selama ini sifatnya mengawasi harus dirubah menjadi
konsep melayani.
Guru sebagai pelayan bagi anak didiknya, kepala sekolah sebagai pelayan bagi gurunya dan pengawas sekolah sebagai pelayan bagi sekolah yang dibinanya bukan lagi konsep mengawasi.
Merdeka dari aturan administratif, kemerdekaan guru dalam berkreasi dalam kelasnya sendiri dan kemerdekaan murid dalam menentukan arah dan level yang cocok untuk dia,”
Baca juga: Tips Agar Program Belajar Dirumah Efeftif
Guru sebagai pelayan bagi anak didiknya, kepala sekolah sebagai pelayan bagi gurunya dan pengawas sekolah sebagai pelayan bagi sekolah yang dibinanya bukan lagi konsep mengawasi.
Merdeka dari aturan administratif, kemerdekaan guru dalam berkreasi dalam kelasnya sendiri dan kemerdekaan murid dalam menentukan arah dan level yang cocok untuk dia,”
Baca juga: Tips Agar Program Belajar Dirumah Efeftif
Sebagai tindak lanjut merdeka belajar tersebut maka ada
tiga praktik pengajaran merdeka belajar
yang perlu diketahui dan diimplementasikan oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Membangun Komitmen
Pada Tujuan
Guru harus fokus dan
mengarahkan siswa dalam mencapai tujuan yang dicapai dalam belajar dengan
melakukan kegiatan berikut:
a. Menyuburkan motivasi
internal
b. Melibatkan murid
menetapkan tujuan
c. Menunjukkan murid
manfaat belajar
d. Memberi umpan balik
yang konstruktif
e. Menyediakan tantangan
yang bertingkat dan bermanfaat
2. Membangun kemandirian
Belajar
Guru perlu membangun
kebiasaan kemandirian bagi siswa dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Meminta murid mencari
informasi
b. Menfasilitasi
pengalaman sukses
c. Membangun rutinitas
kelas yang positif
d. Menantang murid
memantau kemajuan
3. Menumbuhkan Kebiasaan
Refleksi
Guru dalam menumbuhkan
kebiasaan refleksi melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Memvariasikan
pertanyaan saat belajar
b. Dokumentasikan proses
dan hasil belajar
c. Melibatkan murid
melakukan asesmen diri
d. Sediakan waktu belajar
tidak terstruktur
e. Menunjukkan toleransi
terhadap kekeliruan
Demikianlah tiga praktik
pengajaran guru dalam merdeka belajar sesuai dengan kebijakan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Semoga para guru dapat mempraktikkannya.
Semoga para guru dapat mempraktikkannya.
0 komentar:
Post a Comment