A. Mengapa Dianjurkan Soal HOTS
Seiring perkembangan kurikulum maka semua guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar diharapkan dapat membuat soal HOTS. Dalam penilaian hasil belajar peserta didik difokuskan pada aspek pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan KD pada KI-3 dan KI-4.
Soal-sol bentuk HOTS bertujuan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi. Jika ditinjau dari taksonomi Blom (revisi) atau proses kognitif adalah C4 sampai C6 sedangkan dari sisi dimensi pengetahuan mulai dari konseptual, prosedural dan metakognitif.
Mungkin masih ada yang bertanya mengapa disarankan harus soal HOTS dalam penilaian hasil belajar ? Berikut ini ada beberapa alasan sehingga guru sangat perlu menyusun soal bentuk HOTS yaitu.
1. Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad ke-21
Penilaian hasil belajar pada aspek pengetahuan yang dilaksanakan oleh sekolah diharapkan dapat membekali peserta didik untuk memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke-21. yaitu:
a) memiliki karakter yang baik (religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas);
b) memiliki kemampuan 4C (critical thinking=berfikir kritis, creativity=kreativitas, collaboration=kerja sama, dan communication= komunikasi ); serta
c) menguasai literasi mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Penyajian soal-soal HOTS dalam penilaian hasil belajar dapat melatih peserta didik untuk mengasah kemampuan dan keterampilannya sesuai dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 di atas.
Melalui penilaian berbasis pada soal-soal HOTS, keterampilan berpikir kritis (critical thinking), kreativitas (creativity) dan rasa percaya diri (learning self reliance), akan dibangun melalui kegiatan latihan menyelesaikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (problem-solving).
2. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah
Soal-soal HOTS dapat memupuk rasa cinta dan kepedulian lingkungan maupun daerah dimana peserta didik tinggal.Hal ini dapat bertumbuh ketika kreativitas guru dalam hal pemilihan stimulus yang berbasis permasalahan daerah di lingkungan satuan pendidikan apakah itu menyangkut pendidikan, kesehatan , ekonomi, budaya, politik, keamanan dan sebagainya.
Berbagai permasalahan yang terjadi di daerah tersebut dapat diangkat sebagai stimulus kontekstual. Dengan demikian stimulus yang dipilih oleh guru dalam soal-soal HOTS menjadi sangat menarik karena dapat dilihat dan dirasakan secara langsung oleh peserta didik .
Selain itu, penyajian soal-soal HOTS dalam penilaian hasil belajar dapat meningkatkan rasa memiliki dan cinta terhadap potensi-potensi yang ada di daerahnya. Sehingga peserta didik merasa terpanggil untuk ikut ambil bagian dalam memecahkan berbagai permasalahan yang timbul di daerahnya.
3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
Soal-soal HOTS dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena ilmu pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas dikaitkan langsung dengan pemecahan masalah di masyarakat. Dengan demikian peserta didik merasakan bahwa materi pelajaran yang diperoleh di dalam kelas berguna dan dapat dijadikan bekal untuk terjun di masyarakat.
Tantangan-tantangan yang terjadi di masyarakat dapat dijadikan stimulus kontekstual dan menarik dalam penyusunan soal-soal penilaian hasil belajar, sehingga munculnya soal-soal berbasis soal-soal HOTS, yang dapat menambah motivasi belajar peserta didik . Motivasi tersebut yang diharapkan membentuk peserta didik menjadi insan pembelajar sepanjang hayat
4. Meningkatkan mutu dan akuntabilitas penilaian hasil belajar
Soal tes yang baik apabila tes tersebut dapat memberikan informasi yang akurat terhadap kemampuan peserta tes. Penggunaan soal-soal HOTS dapat meningkatkan kemampuan ketrampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik dan mutu penilaian hasil belajar.
Akuntabilitas pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh guru dan sekolah menjadi sangat penting dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat kepada sekolah.
Pada Kurikulum 2013 sebagian besar tuntutan KD ada pada level 3 (menganalisis, mengevaluasi, atau mencipta). Soal-soal HOTS dapat menggambarkan kemampuan peserta didik sesuai dengan tuntutan KD.
Alasan-alasan di atas menjadikan penerapan soal HOTS dalam penilaian hasil belajar di satuan pendidikan sangat penting dikembangkan.
Baca Juga: TIPS Menulis SOAL Yang Baik Dan Benar
B. Bagaimana Menulis Soal HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, terlebih dahulu penulis soal menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Pilih materi yang akan ditanyakan menuntut penalaran tinggi, kemungkinan tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran.
Oleh karena itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal, dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal yang menarik dan kontekstual. Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Langkah pertama yang harus dilakukan guru adalah memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model soal HOTS. KD yang dapat dibuat soal HOTS adalah KD yang memuat KKO yang pada ranah C4, C5, atau C6 atau soal level 3.
Guru dapat secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS
2. Menyusun kisi-kisi soal
Langkah ke- 2 adalah menyusun kisi-kisi soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru menulis butir soal HOTS. Kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: (a) menentukan kemampuan minimal tuntutan KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji (pilih materi UKRK ( memiliki sifat urgensi, kontiniutas, relevansi dan keterpakaian) , (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Merumuskan Stimulus yang Menarik dan Kontekstual
Lankah ke -3 adalah membuat stimulus yang menarik artinya stimulus harus dapat mendorong peserta didik untuk membaca stimulus tersebut sebagai dasar menjawab soal. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik , atau isu-isu yang sedang mengemuka.
Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, mendorong peserta didik untuk membaca.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyusun stimulus soal HOTS: (1) pilihlah beberapa informasi dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki keterkaitan dalam sebuah kasus; (2) stimulus hendaknya menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis, menyimpulkan, atau menciptakan; (3) pilihlah kasus/permasalahan konstekstual dan menarik (terkini) yang memotivasi peserta didik untuk membaca (pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak kontekstual); dan (4) terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal), dan berfungsi.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Langkah ke -4 adalah menulis butir-butir pertanyaan dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, pada dasarnya hampir sama dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada aspek materi (harus disesuaikan dengan karakteristik soal HOTS di atas), sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Langkah ke -5 adalah membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban . Setiap butir soal HOTS yang ditulis harus dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, dan isian singkat.
Baca Juga: Penilaian Pengetahuan Dalam Kurikulum 2013
Demikian alasan mengapa guru harus menyusun soal HOTS dan langkah apa yang harus ditempuh dalam menyusun soal tersebut. Semoga guru dapat membuat soal HOTS.
Seiring perkembangan kurikulum maka semua guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar diharapkan dapat membuat soal HOTS. Dalam penilaian hasil belajar peserta didik difokuskan pada aspek pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan KD pada KI-3 dan KI-4.
Soal-sol bentuk HOTS bertujuan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi. Jika ditinjau dari taksonomi Blom (revisi) atau proses kognitif adalah C4 sampai C6 sedangkan dari sisi dimensi pengetahuan mulai dari konseptual, prosedural dan metakognitif.
Mungkin masih ada yang bertanya mengapa disarankan harus soal HOTS dalam penilaian hasil belajar ? Berikut ini ada beberapa alasan sehingga guru sangat perlu menyusun soal bentuk HOTS yaitu.
1. Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad ke-21
Penilaian hasil belajar pada aspek pengetahuan yang dilaksanakan oleh sekolah diharapkan dapat membekali peserta didik untuk memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke-21. yaitu:
a) memiliki karakter yang baik (religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas);
b) memiliki kemampuan 4C (critical thinking=berfikir kritis, creativity=kreativitas, collaboration=kerja sama, dan communication= komunikasi ); serta
c) menguasai literasi mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Penyajian soal-soal HOTS dalam penilaian hasil belajar dapat melatih peserta didik untuk mengasah kemampuan dan keterampilannya sesuai dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 di atas.
Melalui penilaian berbasis pada soal-soal HOTS, keterampilan berpikir kritis (critical thinking), kreativitas (creativity) dan rasa percaya diri (learning self reliance), akan dibangun melalui kegiatan latihan menyelesaikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (problem-solving).
2. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah
Soal-soal HOTS dapat memupuk rasa cinta dan kepedulian lingkungan maupun daerah dimana peserta didik tinggal.Hal ini dapat bertumbuh ketika kreativitas guru dalam hal pemilihan stimulus yang berbasis permasalahan daerah di lingkungan satuan pendidikan apakah itu menyangkut pendidikan, kesehatan , ekonomi, budaya, politik, keamanan dan sebagainya.
Berbagai permasalahan yang terjadi di daerah tersebut dapat diangkat sebagai stimulus kontekstual. Dengan demikian stimulus yang dipilih oleh guru dalam soal-soal HOTS menjadi sangat menarik karena dapat dilihat dan dirasakan secara langsung oleh peserta didik .
Selain itu, penyajian soal-soal HOTS dalam penilaian hasil belajar dapat meningkatkan rasa memiliki dan cinta terhadap potensi-potensi yang ada di daerahnya. Sehingga peserta didik merasa terpanggil untuk ikut ambil bagian dalam memecahkan berbagai permasalahan yang timbul di daerahnya.
3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
Soal-soal HOTS dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena ilmu pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas dikaitkan langsung dengan pemecahan masalah di masyarakat. Dengan demikian peserta didik merasakan bahwa materi pelajaran yang diperoleh di dalam kelas berguna dan dapat dijadikan bekal untuk terjun di masyarakat.
Tantangan-tantangan yang terjadi di masyarakat dapat dijadikan stimulus kontekstual dan menarik dalam penyusunan soal-soal penilaian hasil belajar, sehingga munculnya soal-soal berbasis soal-soal HOTS, yang dapat menambah motivasi belajar peserta didik . Motivasi tersebut yang diharapkan membentuk peserta didik menjadi insan pembelajar sepanjang hayat
4. Meningkatkan mutu dan akuntabilitas penilaian hasil belajar
Soal tes yang baik apabila tes tersebut dapat memberikan informasi yang akurat terhadap kemampuan peserta tes. Penggunaan soal-soal HOTS dapat meningkatkan kemampuan ketrampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik dan mutu penilaian hasil belajar.
Akuntabilitas pelaksanaan penilaian hasil belajar oleh guru dan sekolah menjadi sangat penting dalam rangka menjaga kepercayaan masyarakat kepada sekolah.
Pada Kurikulum 2013 sebagian besar tuntutan KD ada pada level 3 (menganalisis, mengevaluasi, atau mencipta). Soal-soal HOTS dapat menggambarkan kemampuan peserta didik sesuai dengan tuntutan KD.
Alasan-alasan di atas menjadikan penerapan soal HOTS dalam penilaian hasil belajar di satuan pendidikan sangat penting dikembangkan.
Baca Juga: TIPS Menulis SOAL Yang Baik Dan Benar
B. Bagaimana Menulis Soal HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, terlebih dahulu penulis soal menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Pilih materi yang akan ditanyakan menuntut penalaran tinggi, kemungkinan tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran.
Oleh karena itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal, dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal yang menarik dan kontekstual. Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Langkah pertama yang harus dilakukan guru adalah memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model soal HOTS. KD yang dapat dibuat soal HOTS adalah KD yang memuat KKO yang pada ranah C4, C5, atau C6 atau soal level 3.
Guru dapat secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS
2. Menyusun kisi-kisi soal
Langkah ke- 2 adalah menyusun kisi-kisi soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru menulis butir soal HOTS. Kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: (a) menentukan kemampuan minimal tuntutan KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji (pilih materi UKRK ( memiliki sifat urgensi, kontiniutas, relevansi dan keterpakaian) , (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Merumuskan Stimulus yang Menarik dan Kontekstual
Lankah ke -3 adalah membuat stimulus yang menarik artinya stimulus harus dapat mendorong peserta didik untuk membaca stimulus tersebut sebagai dasar menjawab soal. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik , atau isu-isu yang sedang mengemuka.
Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, mendorong peserta didik untuk membaca.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyusun stimulus soal HOTS: (1) pilihlah beberapa informasi dapat berupa gambar, grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki keterkaitan dalam sebuah kasus; (2) stimulus hendaknya menuntut kemampuan menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis, menyimpulkan, atau menciptakan; (3) pilihlah kasus/permasalahan konstekstual dan menarik (terkini) yang memotivasi peserta didik untuk membaca (pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak kontekstual); dan (4) terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal), dan berfungsi.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Langkah ke -4 adalah menulis butir-butir pertanyaan dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS, pada dasarnya hampir sama dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada aspek materi (harus disesuaikan dengan karakteristik soal HOTS di atas), sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Langkah ke -5 adalah membuat pedoman penskoran atau kunci jawaban . Setiap butir soal HOTS yang ditulis harus dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban. Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, dan isian singkat.
Baca Juga: Penilaian Pengetahuan Dalam Kurikulum 2013
Demikian alasan mengapa guru harus menyusun soal HOTS dan langkah apa yang harus ditempuh dalam menyusun soal tersebut. Semoga guru dapat membuat soal HOTS.
0 komentar:
Post a Comment