Pembelajaran Model TSTS |
Model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran koperatif adalah pembelajaran di mana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok secara kolaboratif dan anggotanya biasanya terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen (Slavin, 2008).
Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray(TSTS) pertama sekali dikembangkan oleh Spencer Kagan. Two Stay Two Stray jika diterjemahkan berarti “dua tinggal, dua tamu”, maksudnya dari masing-masing kelompok yang dibentuk setelah waktu yang ditentukan guru ada dua orang tinggal dalam kelompoknya dan dua orang lagi di utus berkunjung ke kelompok lain sebagai tamu untuk mendapatkan informasi.
Dua orang yang tinggal di posnya (kelompoknya) bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil pekerjaan kelompoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjunginya
Keunggulan pembelajaran ini dapat dikombinasikan dengan teknik kepala bernomor dan dapat diterapkan untuk semua pelajaran dan tingkatan umur.
Baca Juga: Metode Pembelajaran Buzz Group Dalam Kurikulum 2013
Selain itu model pembelajaran Two Stay Two Stray memungkinkan setiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain, sehingga semua peserta didik terlibat dan dapat memahami materi yang dibahas.
B. Sintaks atau Tahap Pembelajaran Two Stay Two Stray
Agar model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat terlaksana dengan baik maka guru perlu memahami sintaks atau tahapan dalam penerapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini, guru adalah menyusun silabus , rencana pembelajaran, merencanakan penilaian, menyiapkan tugas yang harus dikerjakan masing-masing kelompok dan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri 4 sampai 6 anggota. Dalam pemilihan anggota kelompok guru perlu mengusahakan setiap kelompok heterogen.
2. Tahap Presentasi
Pada tahap ini guru mempresentasikan tujuan pembelajaran, penjelasan ringkas materi dan aturan/rambu-rambu yang harus dilakukan masing-masing kelompok.
3.Tahap Kegiatan kelompok
Guru membagikan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap peserta didik dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, peserta didik membahasn/mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya dengan cara kelompok masing-masing.
Setelah selesai waktu yang ditentukan guru , 2 orang dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang lain yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja ke tamu yang berkunjung.
Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon diri untuk kembali ke kelompok masing-masing untuk melaporkan temuannya serta membandingkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
4. Tahap Formalisasi
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan, salah satu atau lebih kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelomponya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan peserta didik secara keseluruhan
5. Tahap Evaluasi kelompok dan penghargaan
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan peserta didik memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray Penilaian dapat dilakukan dengan cara observasi, penilaian hasil kerja kelompok serta keaktivan dindividu
C. Langkah-langkah Rinci Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
Tahapan di atas apabila diurutkan kedalam langkah-lankah yang lebih rinci untuk penerapannya adalah sebagai berikut:
1) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya biasanya terdiri dari empat sampai enam orang. Masing-masing kelompok memilih 2 orang diantara mereka penjaga pos atau tinggal dalam kelompok dan 2 orang lagi di utus sebagai tamu untuk mengunjungi kelompok lain.
2) Guru memberikan kompetensi permasalahan atau tugas maupun materi dalam bentuk perintah atau lembar kerja untuk dibahas secara bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing- masing.
3) Semua kelompok diberi waktu tertentu untuk bekerjasama dengan kelompoknya ( salah satu dari anggota kelompok bertindak sebagai ketua)
4) Setelah habis waktu bekerja sama , dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain.
5) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas menyambut tamu untuk membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka.
6) Setelah tamu yang diutus masing-masing kelompok selesai mengamati dan mendapat informasi/hasil kerja dari kelompok yang dikunjungi mereka kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
7) Masing-masing kelompok membandingkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka dengan apa yang diperoleh dari kelompok lain .
8) Setelah selesai waktu pembahasan masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja mereka
D. Kelebihan model pembelajaran Two Stay Two Stray
Kelebihan dari model Two Stay Two Stray perlu dipahami guru agar dalam penerapannya kelebihan dapat dipertahankan dan kelemahan dapat diminimalkan. Adapun kelebihan model pembelajaran TSTS untuk antara lain:
1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik
2) Belajar peserta didik menjadi lebih bermakna, aktif dan produktif
3) Guru mudah memonitor masing-masing kerja kelompok;
4) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan;
5) Peserta didik dilatih untuk berani mengungkapkan pendapatnya;
6) Menambah kemampuan kerja sama dan rasa percaya diri peserta didik;
7) Kemampuan berbicara peserta didik dapat ditingkatkan;
8) Membantu dapat membahas lebih banyak tugas yang dilakukan;
9) Meningkatkan minat dan prestasi belajar,
E. Kelemahan Model pembelajaran Two Stay Two Stray
Model pembelajaran Two Stay Two Stray tidak luput dari kekurangan , dan kekurangan ini harus diantisipasi guru penanggulangannya sebelum diterapkan. Adapun kekurangan tersebut antara lain:
1) Membutuhkan waktu yang lama;
2) Sebagian peserta didik cenderung tidak mau belajar dalam kelompok;
3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan;
4) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas;
5) membutuhkan sosialisasi yang lebih baik;
6) Jika jumlah peserta didik ganjil bisa menyulitkan pembentukan kelompok;
7) Peserta didik mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan guru;
Untuk mengatasi kekurangan di atas guru perlu melakukan persiapan yang lebih matang baik dari segi pengelolaan bahan dan perencanaan waktu.
Baca juga: Model Pembelajaran Inquiry Learning
Kesimpulan :
Model pembelajaran Two Stay Two Stray sangat baik diterapkan guru di kelas , untuk membangun kerja sama , berfikir kritis, literasi, komunikasi dan presentasi. Peserta didik menjadi aktif dan termotivasi membuat kelas lebih hidup dan segar.
Untuk mencapai hal tersebut memang dibutuhkan persiapan yang lebih matang dari guru, mengatur sekenario, mempertimbangkan kelompok, memilih materi dan bahan yang digunakan. Semoga guru dapat menerapkan model pembelajaran ini agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Daftar Bacaan :
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Jogja: ARRUZZ.
Huda, Miftahul. 2014. Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
0 komentar:
Post a Comment