A. Konsep Asesmen Diagonosis Kognitif
Sebagai guru professional tentu akan merasa bahagia apabila dapat membantu peserta didiknya sehinga dapat mencapai kemajuan belajar secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Akan tetapi dalam kondisi pandemi covid-19 saat ini harapan tersebut sulit terpenuhi, dimana pembelajaran tatap muka belum dapat dilaksanakan di sekolah maka banyak peserta didik yang tidak mampu mengikuti pembelajaran apakah pembelajaran pola daring , luring atau kombinasi secara maksimal.
Tentunya kendala atau kesulitan yang mereka alami beragam ada yang tidak punya fasilitas, tempat tingga yang sulit dijangkau sinyal dan lain-lain . Salah satu kegiatan penting agar kesulitan belajar peserta didik dapat teratasi maka guru perlu melakukan asesmen diagonosis kognitif secara berlala.
Asesmen diagonosis kognitif adalah asesmen yang digunakan untuk mengetahui kelemahan – kelemahan peserta didik khususnya dalam materi esensial dan materi prasyarat sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
Menurut buku panduan yang dikeluarkan Kemdikbud (2020) Asesmen Diagnosis Kognitif adalah asesmen diagnosis yang dapat dilaksanakan secara rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama semester (setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/ semester).
B. Tujuan Asesmen Kognitif
Asesmen Diagnosis Kognitif bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar peserta didik dalam topik/materi esensial pada mata pelajaran. Asesmen diagnosis dapat mengandung satu atau lebih dari satu topik/materi pokok termasuk dari semester sebelumnya.
Dengan kata lain asesmen diagonosis kognitif bertujuan untuk mendapatkan potret kesulitan belajar peserta didik untuk dijadikan bahan perbaikan pembelajaran.
C. Pentingnya Asesmen Diagnosis Kognitif Secara Berkala
Seperti kita ketahui bahwa kemampuan dan keterampilan peserta didik di dalam sebuah kelas berbeda-beda. Ada yang lebih cepat paham dalam topik tertentu, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami topik tersebut. Peserta didik yang cepat paham dalam satu topik, belum tentu cepat paham dalam topik lainnya.
Asesmen diagnosis memetakan kemampuan semua peserta didik di kelas secara cepat, untuk mengetahui siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang agak paham, dan siapa saja yang belum paham.
Baca juga: KI-KD Kurikulum 13 Untuk Kondisi Khusus
Dengan demikian guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan peserta didik sesuai dengan KI-KD yang telah disusun pemerintah.
Dalam buku petunjuk pelaksanaan Asesmen Diagnosis Berkala, kegiatan terdiri dari tiga tahap: (1) Persiapan; (2) Pelaksanaan; (3) Diagnosis dan Tindak Lanjut.
D. Langkah-Langkah Asesmen Diagonosis Kognitif
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun rencana pelaksanaan asesmen
Kegiatan yang dilakukan misalnya menentukan mata pelajaran, untuk kelas berapa, jadwal, tempat pelaksanaan dan lain-lain
b. Identifikasi materi asesmen
Kegiatan yang dilakukan dalam identifikasi materi adalah mengenali materi esensial dan materi prasyarat untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya sesuai KD yang telah ditentukan pemerintah
c. Menyusun soal asesmen kognitif
Soal yang disusun tidak perlu banyak namun soal yang dibuat berasal dari materi esensial dan prasyarat dengan rincian sebagai berikut:
- Soal berasal dari materi esensial 2 tingkat dibawah kelasnya sekarang 20%
- Soal berasal dari materi esensial 1 tingkat dibawah kelasnya sekarang 60%
- Soal berasal dari materi esensial yang akan dipelajari semester ini 20%
Ketentuan ini dapat dimodifikasi sesuai karakteristik mata pelajaran. Selanjutnya disusun kisi-kisi soal kemudian penulisan butir soal. Bentuk soal yang dibuat boleh isian singkat , pilihan ganda dan lainnya.
Pilihan jawaban peserta didik harus dapat ditafsirkan gambaran kesulitan yang dialami oleh peserta didik tersebut, apakah kesalahan konsep, prinsip, prosedur, dan lain-lain.
Dengan demikian alternatif pilihan jawaban tes diagonosis kognitif akan dapat memberi gambaran tentang kesulitan yang dialami peserta didik.
2. Pelaksanaan Asesmen Diagonosis Kognitif
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan tes asesmen untuk semua peserta didik di kelas, baik secara tatap muka, daring ataupun belajar dari rumah, selanjutnya hasil tes tersebut diperiksa.
3 Diagnosis dan Tindak Lanjut Asesmen
Kegiatan dalam tahap ini adalah:
a. Lakukan pengolahan hasil asesmen dan lakukan analisis
Tentukan distribusi jawaban peserta didik, cari rata-rata pencapaian , tentukan dan cermati dimateri mana yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai.
b. Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok
Pengelompokan dapat menurut kemampuan atau hasil yang diperoleh. berdasarkan kelompok soal , atau kategori pencapaian misalnya rendah, sedang dan tinggi atau belum tuntas, tuntas , percepatan kondisinya situasional
c. Lakukan remidi (perbaikan) dengan perlakuan yang berbeda menurut kesulitan yang dialami peserta didik tersebut.
d. Ulangi proses yang sama, sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan
Buku Saku Asesmen Diagonosis Kognitif UNDUH DISINI
Dengan melakukan asesmen diagnosis berkala, guru dapat menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan rata-rata kemampuan peserta didik. Dengan demikian, landasan pengetahuan dan keterampilan dasar peserta didik menjadi lebih kuat, sebelum mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang lebih sulit.
Sebagai guru professional tentu akan merasa bahagia apabila dapat membantu peserta didiknya sehinga dapat mencapai kemajuan belajar secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Akan tetapi dalam kondisi pandemi covid-19 saat ini harapan tersebut sulit terpenuhi, dimana pembelajaran tatap muka belum dapat dilaksanakan di sekolah maka banyak peserta didik yang tidak mampu mengikuti pembelajaran apakah pembelajaran pola daring , luring atau kombinasi secara maksimal.
Tentunya kendala atau kesulitan yang mereka alami beragam ada yang tidak punya fasilitas, tempat tingga yang sulit dijangkau sinyal dan lain-lain . Salah satu kegiatan penting agar kesulitan belajar peserta didik dapat teratasi maka guru perlu melakukan asesmen diagonosis kognitif secara berlala.
Asesmen diagonosis kognitif adalah asesmen yang digunakan untuk mengetahui kelemahan – kelemahan peserta didik khususnya dalam materi esensial dan materi prasyarat sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
Menurut buku panduan yang dikeluarkan Kemdikbud (2020) Asesmen Diagnosis Kognitif adalah asesmen diagnosis yang dapat dilaksanakan secara rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama semester (setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/ semester).
B. Tujuan Asesmen Kognitif
Asesmen Diagnosis Kognitif bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar peserta didik dalam topik/materi esensial pada mata pelajaran. Asesmen diagnosis dapat mengandung satu atau lebih dari satu topik/materi pokok termasuk dari semester sebelumnya.
Dengan kata lain asesmen diagonosis kognitif bertujuan untuk mendapatkan potret kesulitan belajar peserta didik untuk dijadikan bahan perbaikan pembelajaran.
C. Pentingnya Asesmen Diagnosis Kognitif Secara Berkala
Seperti kita ketahui bahwa kemampuan dan keterampilan peserta didik di dalam sebuah kelas berbeda-beda. Ada yang lebih cepat paham dalam topik tertentu, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami topik tersebut. Peserta didik yang cepat paham dalam satu topik, belum tentu cepat paham dalam topik lainnya.
Asesmen diagnosis memetakan kemampuan semua peserta didik di kelas secara cepat, untuk mengetahui siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang agak paham, dan siapa saja yang belum paham.
Baca juga: KI-KD Kurikulum 13 Untuk Kondisi Khusus
Dengan demikian guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan peserta didik sesuai dengan KI-KD yang telah disusun pemerintah.
Dalam buku petunjuk pelaksanaan Asesmen Diagnosis Berkala, kegiatan terdiri dari tiga tahap: (1) Persiapan; (2) Pelaksanaan; (3) Diagnosis dan Tindak Lanjut.
D. Langkah-Langkah Asesmen Diagonosis Kognitif
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun rencana pelaksanaan asesmen
Kegiatan yang dilakukan misalnya menentukan mata pelajaran, untuk kelas berapa, jadwal, tempat pelaksanaan dan lain-lain
b. Identifikasi materi asesmen
Kegiatan yang dilakukan dalam identifikasi materi adalah mengenali materi esensial dan materi prasyarat untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya sesuai KD yang telah ditentukan pemerintah
c. Menyusun soal asesmen kognitif
Soal yang disusun tidak perlu banyak namun soal yang dibuat berasal dari materi esensial dan prasyarat dengan rincian sebagai berikut:
- Soal berasal dari materi esensial 2 tingkat dibawah kelasnya sekarang 20%
- Soal berasal dari materi esensial 1 tingkat dibawah kelasnya sekarang 60%
- Soal berasal dari materi esensial yang akan dipelajari semester ini 20%
Ketentuan ini dapat dimodifikasi sesuai karakteristik mata pelajaran. Selanjutnya disusun kisi-kisi soal kemudian penulisan butir soal. Bentuk soal yang dibuat boleh isian singkat , pilihan ganda dan lainnya.
Pilihan jawaban peserta didik harus dapat ditafsirkan gambaran kesulitan yang dialami oleh peserta didik tersebut, apakah kesalahan konsep, prinsip, prosedur, dan lain-lain.
Dengan demikian alternatif pilihan jawaban tes diagonosis kognitif akan dapat memberi gambaran tentang kesulitan yang dialami peserta didik.
2. Pelaksanaan Asesmen Diagonosis Kognitif
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan tes asesmen untuk semua peserta didik di kelas, baik secara tatap muka, daring ataupun belajar dari rumah, selanjutnya hasil tes tersebut diperiksa.
3 Diagnosis dan Tindak Lanjut Asesmen
Kegiatan dalam tahap ini adalah:
a. Lakukan pengolahan hasil asesmen dan lakukan analisis
Tentukan distribusi jawaban peserta didik, cari rata-rata pencapaian , tentukan dan cermati dimateri mana yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai.
b. Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok
Pengelompokan dapat menurut kemampuan atau hasil yang diperoleh. berdasarkan kelompok soal , atau kategori pencapaian misalnya rendah, sedang dan tinggi atau belum tuntas, tuntas , percepatan kondisinya situasional
c. Lakukan remidi (perbaikan) dengan perlakuan yang berbeda menurut kesulitan yang dialami peserta didik tersebut.
d. Ulangi proses yang sama, sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan
Buku Saku Asesmen Diagonosis Kognitif UNDUH DISINI
Dengan melakukan asesmen diagnosis berkala, guru dapat menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan rata-rata kemampuan peserta didik. Dengan demikian, landasan pengetahuan dan keterampilan dasar peserta didik menjadi lebih kuat, sebelum mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang lebih sulit.
0 komentar:
Post a Comment