A. Konsep Refleksi Pembelajaran
Salah satu komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran adalah melakukan refleksi. Selama ini menyadari atau tidak guru kurang memberikan perhatian terhadap perbaikan ini sehingga proses pemaknaan dan berfikir mendalam untuk perbaikan pada kegiatan berikutnya sering tertinggal.
Refleksi dalam pembelajaran merupakan kegiatan berpikir secara mendalam tentang apa yang telah dilakukan. Guru yang melakukan refleksi artinya guru yang berpikir mendalam tentang pembelajaran yang telah dilaksanakannya.
Artinya, guru yang reflektif akan senantiasa memikirkan kembali atau mengkritik pembelajaran yang telah dilakukannya, memikirkan cara untuk memperbaiki pembelajarannya dan memikirkan implikasi dari perbaikan pembelajaran itu.
Schon (1983) memperkenalkan dua macam proses refleksi yaitu refleksi on action dan in action. Refleksi on action adalah proses refleksi yang dilakukan setelah kejadian berlangsung. Sedangkan refleksi in action adalah refleksi yang dilakukan selama kejadian masih berlangsung.
Meskipun kedua macam proses refleksi diri tersebut perlu dilaksanakan dalam konteks pembelajaran, refleksi in action sering kali sulit dilaksanakan. Oleh karena itu, guru didorong untuk melaksanakan refleksi on action.
Baca juga : Memahami AKM dan SK
Schon (dalam Wallace, 1991) memaparkan bahwa refleksi merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang melibatkan dua hal pertama received knowledge yaitu pengetahuan tentang berbagai konsep, data, dan teori yang relevan dengan bidang yang diajarkan, serta pengetahuan tentang metodologi pengajaran sampai pengetahuan tentang penilaian pembelajaran.
Kedua previous experiential knowledge yaitu pengetahuan yang diperoleh selama melaksanakan pembelajaran.
Contoh pertanyaan/pernyataan refleksi yang dilihat dari sisi peserta didik.
1. Apakah peserta didik saya telah :
a. memahami apa yang saya ajarkan
b. merasa senang selama proses pembelajaran
c. merasa terlibat dalam pembelajaran
d. mendapatkan pengetahuan baru
2.Contoh pertanyaan/pernyataan refleksi dilihat dari sisi guru (dirinya sendiri)
a. Apakah saya selalu mendengarkan siswa-siswa saya
b. Apakah saya telah mengajar sesuai dengan perencaanaan
c. Apakah saya telah adil kapada semua siswa dalam proses pembelajaran
d. Apakah saya telah menemukan hal-hal yang perlu saya perbaiki dalam pembelajaran
a. Bagaimana saya berupaya memperbaiki proses pembelajaran
b.Bagaimana saya merencanakan perbaikan pembelajaran
c.Bag imana saya meningkatkan pengetahuan saya sudah cukup untuk mengajarkan bahasan ini
Baca juga: Contoh RPP Daring, Luring dan Komboinasi
Refleksi yang dilakukan dalam pembelajaran dapat dibedakan menurut tahapan perkembangan professional dan pendekatan pragmatis oleh para ahli. Tingkatan refleksi dengan pendekatan berdasarkan tahapan dalam perkembangan professional (Sandars, 2009)
1. Refleksi berkomitmen
Refelksi berkomitmen ditandai dengan terdapat diskusi tentang apa yang telah dipelajari dari suatu kejadian, bagaimana hal tersebut telah mempengaruhi dirinya dan bagiamana perasaannya mengenai kejadian tersebut telah mengubah dirinya. Diskusi ini juga disertai bukti untuk mendukung refleksinya
2. Eksplorasi emosional
Eksplorasi emosional ditandai dengan adanya bukti dari dampak emosional dari kejadian yang dialami, termasuk kesan dan diskusi mengenai keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri, termasuk bagaimana sikap mereka dalam menghadapi pengalaman ini
3. Laporan yang bertujuan
Laporan bertujuan ditandai dengan hanya terdapat deskripsi tentang suatu pengalaman tanpa disertai bukti refleksi atau bagaimana pengalaman tersebut mengubah dirinya
4. Laporan difus
Laporan difus hanya deskripsi pengalaman yang dilakukan secara tidak fokus dan tidak teratur
Tingkatan refleksi berdasarkan pendekatan pragmatis (Sandars, 2009) dapat dibedakan atas beberapa grade Grade
Grade A
Cirinya Adanya gambaran perasaan yang dialami. Ia mungkin ingin mengubah caranya untuk menanggapi peristiwa serupa di masa mendatang dengan disertai penjelasan termasuk referensi.
Grade B
Cirinya Melibatkan pertimbangan yaitu apakah sesuatu berjalan dengan baik atau tidak disertai dengan alasan
Grade C
Cirinya Menggambarkan peristiwa dengan mengenali bagaimana peristiwa tersebut mempengaruhi perasaan, sikap dan keyakinan dan atau mempertanyakan apa yang telah dipelajari dan membandingkannya dengan pengalaman sebelumnya.
Grade D
Cirinya Menggambarkan peristiwa dengan mengenali bahwa ada sesuatu yang penting namun tidak disertai alasannya.
Grade E
Menggambarkan peristiwa dengan mengulang-ulang rincian peristiwa tanpa ada interpretasi dari peristiwa tersebut.
Grade F
Cirinya Menggambarkan peristiwa dengan deskripsi yang kurang baik
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang reflektif penting dilakukan guru apakah berdasarkan tahap professional atau pendekatan prakmatis sehingga peserta didik diajak berfikir kritis dan metakognitif, dengan demikian kegiatan pembelajaran yang diikuti peserta didik semakin bermakna dan guru dapat memperbaiki pembelajaran secara kontiniu.
Salah satu komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran adalah melakukan refleksi. Selama ini menyadari atau tidak guru kurang memberikan perhatian terhadap perbaikan ini sehingga proses pemaknaan dan berfikir mendalam untuk perbaikan pada kegiatan berikutnya sering tertinggal.
Refleksi dalam pembelajaran merupakan kegiatan berpikir secara mendalam tentang apa yang telah dilakukan. Guru yang melakukan refleksi artinya guru yang berpikir mendalam tentang pembelajaran yang telah dilaksanakannya.
Secara esensi, refleksi merupakan suatu kritik terhadap suatu praktik, nilai implisit dalam praktik tersebut, nilai personal, sosial, institusional, dan kebijakan yang lebih luas tempat praktik itu berlangsung, serta implikasi dari perbaikan praktik tersebut (Day, 1999).
Artinya, guru yang reflektif akan senantiasa memikirkan kembali atau mengkritik pembelajaran yang telah dilakukannya, memikirkan cara untuk memperbaiki pembelajarannya dan memikirkan implikasi dari perbaikan pembelajaran itu.
Schon (1983) memperkenalkan dua macam proses refleksi yaitu refleksi on action dan in action. Refleksi on action adalah proses refleksi yang dilakukan setelah kejadian berlangsung. Sedangkan refleksi in action adalah refleksi yang dilakukan selama kejadian masih berlangsung.
Meskipun kedua macam proses refleksi diri tersebut perlu dilaksanakan dalam konteks pembelajaran, refleksi in action sering kali sulit dilaksanakan. Oleh karena itu, guru didorong untuk melaksanakan refleksi on action.
Baca juga : Memahami AKM dan SK
Schon (dalam Wallace, 1991) memaparkan bahwa refleksi merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang melibatkan dua hal pertama received knowledge yaitu pengetahuan tentang berbagai konsep, data, dan teori yang relevan dengan bidang yang diajarkan, serta pengetahuan tentang metodologi pengajaran sampai pengetahuan tentang penilaian pembelajaran.
Kedua previous experiential knowledge yaitu pengetahuan yang diperoleh selama melaksanakan pembelajaran.
Contoh pertanyaan/pernyataan refleksi yang dilihat dari sisi peserta didik.
1. Apakah peserta didik saya telah :
a. memahami apa yang saya ajarkan
b. merasa senang selama proses pembelajaran
c. merasa terlibat dalam pembelajaran
d. mendapatkan pengetahuan baru
2.Contoh pertanyaan/pernyataan refleksi dilihat dari sisi guru (dirinya sendiri)
a. Apakah saya selalu mendengarkan siswa-siswa saya
b. Apakah saya telah mengajar sesuai dengan perencaanaan
c. Apakah saya telah adil kapada semua siswa dalam proses pembelajaran
d. Apakah saya telah menemukan hal-hal yang perlu saya perbaiki dalam pembelajaran
a. Bagaimana saya berupaya memperbaiki proses pembelajaran
b.Bagaimana saya merencanakan perbaikan pembelajaran
c.Bag imana saya meningkatkan pengetahuan saya sudah cukup untuk mengajarkan bahasan ini
Baca juga: Contoh RPP Daring, Luring dan Komboinasi
Refleksi yang dilakukan dalam pembelajaran dapat dibedakan menurut tahapan perkembangan professional dan pendekatan pragmatis oleh para ahli. Tingkatan refleksi dengan pendekatan berdasarkan tahapan dalam perkembangan professional (Sandars, 2009)
1. Refleksi berkomitmen
Refelksi berkomitmen ditandai dengan terdapat diskusi tentang apa yang telah dipelajari dari suatu kejadian, bagaimana hal tersebut telah mempengaruhi dirinya dan bagiamana perasaannya mengenai kejadian tersebut telah mengubah dirinya. Diskusi ini juga disertai bukti untuk mendukung refleksinya
2. Eksplorasi emosional
Eksplorasi emosional ditandai dengan adanya bukti dari dampak emosional dari kejadian yang dialami, termasuk kesan dan diskusi mengenai keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri, termasuk bagaimana sikap mereka dalam menghadapi pengalaman ini
3. Laporan yang bertujuan
Laporan bertujuan ditandai dengan hanya terdapat deskripsi tentang suatu pengalaman tanpa disertai bukti refleksi atau bagaimana pengalaman tersebut mengubah dirinya
4. Laporan difus
Laporan difus hanya deskripsi pengalaman yang dilakukan secara tidak fokus dan tidak teratur
Tingkatan refleksi berdasarkan pendekatan pragmatis (Sandars, 2009) dapat dibedakan atas beberapa grade Grade
Grade A
Cirinya Adanya gambaran perasaan yang dialami. Ia mungkin ingin mengubah caranya untuk menanggapi peristiwa serupa di masa mendatang dengan disertai penjelasan termasuk referensi.
Grade B
Cirinya Melibatkan pertimbangan yaitu apakah sesuatu berjalan dengan baik atau tidak disertai dengan alasan
Grade C
Cirinya Menggambarkan peristiwa dengan mengenali bagaimana peristiwa tersebut mempengaruhi perasaan, sikap dan keyakinan dan atau mempertanyakan apa yang telah dipelajari dan membandingkannya dengan pengalaman sebelumnya.
Grade D
Cirinya Menggambarkan peristiwa dengan mengenali bahwa ada sesuatu yang penting namun tidak disertai alasannya.
Grade E
Menggambarkan peristiwa dengan mengulang-ulang rincian peristiwa tanpa ada interpretasi dari peristiwa tersebut.
Grade F
Cirinya Menggambarkan peristiwa dengan deskripsi yang kurang baik
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang reflektif penting dilakukan guru apakah berdasarkan tahap professional atau pendekatan prakmatis sehingga peserta didik diajak berfikir kritis dan metakognitif, dengan demikian kegiatan pembelajaran yang diikuti peserta didik semakin bermakna dan guru dapat memperbaiki pembelajaran secara kontiniu.
0 komentar:
Post a Comment