Supervisi akademik yang menggunakan model pendekatan berbasis kebutuhan guru disebut supervisi klinis. Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara supervisor dan guru.
Supervisor dimaksud boleh pengawas sekolah, kepala sekolah atau guru senior yang ditugaskan kepala sekolah untuk melakukan supervisi. Namun dalam praktiknnya supervisi klinis lebih banyak dilakukan pengawas sekolah dan kepala sekolah.
Fokus pengamatan pada supervisi klinis adalah hal yang menjadi permasalahan bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan harus dilakukan secara teliti dan mendetail dengan menggunakan instrument supervisi dan catatan pendukung yang telah dipersiapkan oleh supervisor.
Hubungan antara supervisor dan guru yang disupervisi harus dijaga sebagai hubungan kolegial, bukan otoriter, terbuka dan dipusatkan pada unsur-unsur yang akan diperbaiki.
Baca juga: 7 Pendekatan Supervisi Dalam Kurikulum 2013
Supervisor melakukan supervisi klinis atas dasar permintaan guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Karena itu, supervisor dalam melaksanakan supervisi klinis haruslah didasarkan pada semangat tolong- menolong atau membantu memecahkan permasalahan guru.
Berikut ini langkah-langkah supervisi klinis
1. Tahap Pertemuan Awal
Pertemuan awal, disebut juga dengan preobservation conference atau planning conference, yang bertujuan agar supervisor dan guru bersama-sama mengembangkan kerangka kerja observasi kelas yang akan dilaksanakan.
Guru yang akan disupervisi menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran , dan supervisor mempelajari dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan supervisi proses pelaksanaan pembelajaran, dan menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan cara mengobservasinya. Hasil akhir pertemuan awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja antara supervisor dan guru.
Tujuan supervisi klinis dapat dicapai apabila dalam pertemuan awal tercipta kerja sama, hubungan kemanusiaan dan komunikasi yang baik antara kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru yang akan disupervisi.
Kualitas hubungan yang baik antara supervisor dan guru akan berdampak secara signifikan terhadap kesuksesan tahap berikutnya dalam proses supervisi klinis.
Hal-hal yang penting diperhatikan supervisor dalam tahap pertemuan awal supervisi klinis ini, yaitu:
Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses pembelajaran secara sistematis dan objektif, dimana supervisor mengamati guru mengajar sebagaimana yang dituangkan dalam RPP (Quiroz, 2015).
Aspek-aspek yang akan diobservasi harus sesuai dengan hasil diskusi antara kepala sekolah dan guru pada pertemuan awal. Apa yang dilihat, didengar, diamati dan dirasakan oleh supervisor dituliskan dalam lembar observasi (instrumen dan catatan pengamatan)
3. Tahap Pertemuan Balikan
Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera setelah melaksanakan observasi proses pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil observasi sudah dianalisis terlebih dahulu..
Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah bersama-sama membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Baca Juga: Tindak Lanjut Hasil Supervisi Akademik
Pertemuan balikan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau diskusi tentang penampilan guru. Inti pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan peserta didik, identifikasi keberasilan dan kelemahan , keterampilan yang perlu ditingkatkan dan gagasan untuk memperbaikinya, serta membuat keputusan tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya diambil untuk menindaklanjuti perbedaan tersebut.
Ada lima manfaat pertemuan balikan bagi guru yaitu:
Supervisor dimaksud boleh pengawas sekolah, kepala sekolah atau guru senior yang ditugaskan kepala sekolah untuk melakukan supervisi. Namun dalam praktiknnya supervisi klinis lebih banyak dilakukan pengawas sekolah dan kepala sekolah.
Fokus pengamatan pada supervisi klinis adalah hal yang menjadi permasalahan bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan harus dilakukan secara teliti dan mendetail dengan menggunakan instrument supervisi dan catatan pendukung yang telah dipersiapkan oleh supervisor.
Hubungan antara supervisor dan guru yang disupervisi harus dijaga sebagai hubungan kolegial, bukan otoriter, terbuka dan dipusatkan pada unsur-unsur yang akan diperbaiki.
Baca juga: 7 Pendekatan Supervisi Dalam Kurikulum 2013
Supervisor melakukan supervisi klinis atas dasar permintaan guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Karena itu, supervisor dalam melaksanakan supervisi klinis haruslah didasarkan pada semangat tolong- menolong atau membantu memecahkan permasalahan guru.
Berikut ini langkah-langkah supervisi klinis
1. Tahap Pertemuan Awal
Pertemuan awal, disebut juga dengan preobservation conference atau planning conference, yang bertujuan agar supervisor dan guru bersama-sama mengembangkan kerangka kerja observasi kelas yang akan dilaksanakan.
Guru yang akan disupervisi menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran , dan supervisor mempelajari dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan supervisi proses pelaksanaan pembelajaran, dan menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan cara mengobservasinya. Hasil akhir pertemuan awal ini adalah kesepakatan (contract) kerja antara supervisor dan guru.
Tujuan supervisi klinis dapat dicapai apabila dalam pertemuan awal tercipta kerja sama, hubungan kemanusiaan dan komunikasi yang baik antara kepala sekolah sebagai supervisor dengan guru yang akan disupervisi.
Kualitas hubungan yang baik antara supervisor dan guru akan berdampak secara signifikan terhadap kesuksesan tahap berikutnya dalam proses supervisi klinis.
Hal-hal yang penting diperhatikan supervisor dalam tahap pertemuan awal supervisi klinis ini, yaitu:
- menciptakan hubungan yang akrab dan terbuka antara kepala sekolah dan guru,
- mengidentifikasi hal yang perlu dikembangkan guru dalam proses pembelajaran,
- menerjemahkan permasalahan guru dalam perilaku yang bisa diobservasi,
- menentukan langkah-langkah untuk memperbaiki proses pembelajaran guru,
- membantu guru menentukan tujuan perbaikannya sendiri,
- menentukan waktu pelaksanaan dan instrumen observasi kelas,
- memperjelas konteks proses pembelajaran dengan menentukan data apa yang akan peroleh.
Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses pembelajaran secara sistematis dan objektif, dimana supervisor mengamati guru mengajar sebagaimana yang dituangkan dalam RPP (Quiroz, 2015).
Aspek-aspek yang akan diobservasi harus sesuai dengan hasil diskusi antara kepala sekolah dan guru pada pertemuan awal. Apa yang dilihat, didengar, diamati dan dirasakan oleh supervisor dituliskan dalam lembar observasi (instrumen dan catatan pengamatan)
3. Tahap Pertemuan Balikan
Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera setelah melaksanakan observasi proses pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil observasi sudah dianalisis terlebih dahulu..
Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah bersama-sama membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Baca Juga: Tindak Lanjut Hasil Supervisi Akademik
Pertemuan balikan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau diskusi tentang penampilan guru. Inti pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan peserta didik, identifikasi keberasilan dan kelemahan , keterampilan yang perlu ditingkatkan dan gagasan untuk memperbaikinya, serta membuat keputusan tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya diambil untuk menindaklanjuti perbedaan tersebut.
Ada lima manfaat pertemuan balikan bagi guru yaitu:
- guru bisa termotivasi dalam pekerjaannya dengan diberikannya penguatan dan kepuasan;
- kepala sekolah dan guru dapat bersama-sama mendefinisikan secara tepat isu-isu dalam pengajaran;
- bila perlu dan memungkinkan, kepala sekolah dapat mengintervensi secara langsung untuk memberikan bantuan didaktis dan bimbingan bagi guru;
- guru bisa dilatih untuk melakukan supervisi terhadap dirinya sendiri; dan
- guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan analisis diri secara profesional pada masa yang akan datang. (Goldhammer, Anderson, & Krajewski, 1981),
Materinya bagus..sangat membantu sekali unt para kepala sekolah 👍👍👍
ReplyDelete