Sumber daya manusia yang unggul di masa depan adalah pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesui dengan nilai-nilai Pancasila. Pengembangan Sumber Daya Manusia yang unggul harus menyentuh keseluruhan dan melibatkan berbagai pihak melalui kemitaraan yang solid antara orang tua siswa, masyarakat dan satuan pendidikan.
Baca juga: Apa itu Asesmen Nasional
Pelajar Pancasila sebagai generasi masa depan bangsa ditunjukkan dengan 6 profil karakter, yaitu 1) Pribadi Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak mulia 2) Mandiri, 3) Bernalar kritis, 4) Berkebhinekaan global, 5) Gotong royong dan 6) Kreatif.
1. Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME , dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini ditandai dengan:
a. Iman dan Taqwa kepada Tuhan YME: Menerapkan pemahamannya tentang kualitas atau sifat-sifat Tuhan dalam kehidupan
b. Akhlak pribadi: Menyadari bahwa menjaga dan merawat diri penting dilakukan bersamaan dengan menjaga dan merawat orang lain dan lingkungan sekitarnya
c. Akhlak kepada manusia: Mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain
d. Akhlak kepada alam: Menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya sehingga dia tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang
e. Akhlak bernegara: Memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara
2. Kebinekaan Global
Kebinekaan global adalah kemampuan mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki kebinekaan golbal adalah:
a. Mengenal dan Menghargai Budaya: mengenali, mengidentifikasi dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, cara komunikasi dan budayanya, serta mendeskipsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional dan global
b. Komunikasi dan interaksi Antar Budaya: Kemampuan berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dari dirinya secara setara dengan memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan masing-masing budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati terhadap sesama
Baca Juga: Tanya Jawab Seputar Asesmen Nasional
c. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan: secara reflektif memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebhinekaannya agar terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda, sehingga dapat menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang harmonis antar sesama; dan kemudian secara aktif-partisipatif membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan.
3. Gotong Royong
Kemampuan gotong-royong, adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki kemampuan bergotong royong adalah:
a. Kolaborasi: bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif terhadap orang lain atau keadaan di lingkungan fisik sosial.
b. Berbagi: memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama, serta mau dan mampu menjalani kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat secara sehat
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu kemampuan bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya atau tindakannya, dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi : Melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi dimulai dari memahami emosi dirinya dan kelebihan serta keterbatasan dirinya, sehingga ia akan mampu mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi.
b. Regulasi diri: mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajarnya
5. Bernalar Kritis
Kemampuan bernalar kritis yaitu mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai nformasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Kemampuan bernalar kritis ditandai dengan :
a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan: memiliki rasa keingintahuan, mengajukan pertanyaan yang relevan, mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh, serta mengolah informasi tersebut
b. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran: dalam pengambilan keputusan, menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam pengambilan keputusan dan tindakan dengan melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan informasi
c. Merefleksi pemikiran dan proses berpikir: melakukan refleksi terhadap berpikir itu sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya proses berpikir tersebut sehingga ia sampai pada suatu simpulan
d. Mengambil keputusan: mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan informasi yang relevan dari berbagai sumber, fakta dan data yang mendukung.
6. Kreatif
Merupakan kemampuan memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Kemampuan ini ditandai dengan:
a. Menghasilkan gagasan yang orisinal: menghasilkan gagasan yang terbentuk dari hal paling sederhana, seperti ekspresi pikiran dan/ata perasaan, sampai dengan gagasan yang kompleks untuk kemudian mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya guna mengatasi persoalan dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian.
b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal: menghasilkan karya yang didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya.
Bagaimana strategi agar kita dapat menjadikan pelajar yang memiliki profil Pancasila. Pekerjaan ini tidaklah mudah namun dapat dicapai dengan secara bertahap dimulai dari tahap: aware, understand, join, and do.
Tahap 1. Awere
Membuat orang sadar (peserta didik) melalui sosialisasi di kelas , sekolah dan pertemuan-pertemuan dimasyarakat.
Tahap 2. Understand
Membuat peserta didik paham melalui pengajaran oleh guru mata pelajaran, ektrakurikuler dan berbagai pelatihan yang diadakan di sekolah.
Tahap 3. Join
Membuat orang untuk dapat bergabung menjadi orang yang turut bersama bauik kelompok atau organisasi untuk ikut dalam berbagai kegiatan
Tahap 4. Do
Membuat orang melakukan kebiasaan baik, melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan penanaman karakter.
Agar dapat memenuhi karakter seperti diuraikan di atas harus dimulai dari mengajarkan, dibiasakan, dilatih konsisten, menjadi kebiasaan, menjadi karakter, dan menjadi budaya.
Enam profil karakter pelajar Pancasila dapat ditumbuhkan melalui strategi yaitu pembelajaran dikelas seperti teringtegrasi dalam mata pelajaran, optimalisasi muatan lokal, manajemen kelas. Hal ini dapat dilakukan semua guru mata pelajaran, wali kelas dan guru muatan lokal.
Melalui budaya sekolah seperti, pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah, menumbuhkan budaya literasi, branding sekolah, keteladanan guru dan tenaga pendidik serta ekosistem sekolah.
Melalui masyarakat seperti keteladanan dan pengawasan orang tua, komite sekolah, dunia usaha, pelaku seni, pelaku budaya, pelaku bahsa dan sastra, pemerintah pusat maupun daerah.
Baca juga: Jenis Publikasi Ilmiah Dalam Kenaikan Pangkat Guru
Tulisan ini diambil dari ringkasan penjelasan Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D Kepala Pusat Penguatan Karakter dalam acara webinar disampaikan pada Sosialisasi Penguatan Karakter Profil Pelajar Pancasila (PPP) mewujudkan Generasi Madani Provinsi Sumatera Barat kepada Kepala Cabang Dinas, Pengawas, Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran PKN, Pembina, dan Anggota OSIS SMA, SMK dan SLB.
0 komentar:
Post a Comment